Walikota HML dan Ketua TP PKK kota Bima Hj Elly Alwayni Foto : Pimpred Billy Pelopor NTB |
Kota Bima, PeloporNTB.Com - Wali Kota Bima, H.Muhammad Lutfi mengajak seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk bekerja lebih keras, di hari Kebangkitan Nasional 20 Mei adalah Hari Kebangkitan Nasional yang sangat bersejarah.
HML menyampaikan ajakan tersebut pada momentum Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang ke-114,
“Terus gelorakan semangat juang dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih memuaskan dan menumbuhkan kepercayaan kepada masyarakat terhadap Pemerintah Kota Bima,” ujarnya usai upacara peringatan Harkitnas ke-114 di lingkungan Pemkot Bima, Jumat (20/5/2022).
Menurutnya, peringatan Harkitnas ini hendaknya tidak hanya dimaknai sebagai seremonial, akan tetapi juga dimaknai untuk menggelorakan semangat gotong royong.
“Mari kita bangkit bersama, gelorakan semangat bergotong royong dengan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat kota Bima" ucap HML.
Peringatan Harkitnas tidak terlepas dari berdirinya Boedi Oetomo sebagai organisasi pertama di Indonesia yang bersifat nasional dan modern dalam sejarah pergerakan kemerdekaan.
Boedi Oetomo telah meletakkan tiga cita-cita bagi kebangkitan nasional yakni kemerdekaan cita-cita kemanusiaan, memajukan nusa dan bangsa, serta mewujudkan kehidupan bangsa yang terhormat dan bermartabat di mata dunia.
“Semangat Boedi Oetomo masih relevan untuk kita kontekstualisasikan pada kehidupan berbangsa saat ini,” imbuhnya.
Menurut Walikota HML bahwa Kebangkitan Nasional yang merupakan kebangkitan bangsa Indonesia yang mulai memiliki rasa kesadaran nasional ditandai dengan berdirinya Boedi Utomo tanggal 20 Mei 1908 dan lahirnya Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
Lanjut Walikota HML yang juga Mantan Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar ini bahwa secara garis besar, faktor pendorong kebangkitan nasional terbagi menjadi dua, yaitu faktor eksternal dan internal.
Menurutnya Faktor internal yakni penderitaan yang berkepanjangan akibat penjajahan; kenangan kejayaan masa lalu, seperti pada masa Kerajaan Sriwijaya atau Majapahit; dan munculnya kaum intelektual yang menjadi pemimpin gerakan.
Sedangkan faktor eksternalnya Menurut Walikota HML adalah timbulnya paham-paham baru di Eropa dan Amerika seperti nasionalisme, liberalisme, dan sosialisme; munculnya gerakan kebangkitan nasional di Asia seperti Turki Muda, Kongres Nasional India, dan Gandhisme; dan kemenangan Jepang atas Rusia pada perang Jepang-Rusia yang menyadarkan negara-negara di Asia untuk melawan negara barat.
“Itulah yang melatari hadirnya sebuah Gerakan Gerakan Kepemudaan pada anak Bangsa ini” ujar Walikota HML. (BL-01)